Pernahkah anda mendapat pertanyaan, apa riset yang anda lakukan ? Bagaimana anda menjelaskannya, dan berapa waktu yang diperlukan ? Menjelaskan materi riset secara ringkas, mudah dimengerti dan menarik (atau lebih enaknya disebut “sexy”), ternyata bukan hal yang mudah. Kalau kita harus menjelaskan kepada seorang senmonka/spesialis yang sama bidangnya, saya kira bukan hal yang sulit. Bisa langsung to the point, dan tidak ada halangan untuk memakai technical term.
Tetapi masalahnya jadi sulit jika pertanyaan itu diajukan oleh orang yang berbeda bidang. Misalnya kita harus menjelaskan materi riset kepada rekan-rekan yang berlainan bidang, tentunya tidak mungkin memakai cara yang sama dengan saat berkomunikasi dengan rekan di lab., atau dengan rekan lain yang satu bidang penelitian. Belum lagi kalau berhadapan dengan anak SMA, wartawan, tamu di lab. dan teman-teman lama, dan lain-lain yang mungkin saja tidak pernah bersentuhan dengan dunia penelitian. Tentunya diperlukan cara tersendiri, untuk menyampaikan materi riset kita tersebut agar bisa dimengerti orang lain tanpa harus memakai jargon-jargon yang sulit. Bisa saja kita jelaskan dengan teknik yang sama dengan saat ditanya sensei/spesialis. Tapi penjelasan semacam ini tidak akan ada gunanya. Tidak akan dimengerti. Tanda bahwa kita malas untuk memahami jalan pikiran si pendengar.
Menjelaskan materi riset dengan bahasa sederhana, mudah tapi menarik memerlukan latihan tersendiri. Selain itu juga jangan terlalu panjang. Kata seorang sensei, penelitian yang baik itu adalah penelitian yang bisa dijelaskan dalam waktu TIGA menit. Tentunya tiga menit ini tidak cukup untuk menjelaskan pernik-pernik detail dari penelitian kita. Karena itu di satu buku mengenai tips presentasi disebutkan 「木をみせずに、森をみせて下さい」 (Jangan tunjukkan pohon, tapi cukup tunjukkan rimbanya). Jangan bicara terlalu detail, tapi cukup bicarakan garis besarnya saja. Saya pernah ceritakan hal ini ke satu sensei, dan beliau menambahkan : atau boleh juga kita ceritakan rimba, ditambah dengan satu saja cerita tentang pohon di dalamnya, yang sekiranya akan menarik. Mungkin kalau ceritanya terlalu global (大雑把な話ばかり) tidak akan menarik dan berkesan. Saya jadi ingat saran sensei yang lain: kalau menulis paper, pakailah bahasa yang sederhana dan bisa dimengerti, tetapi harus memberikan kesan kepada pembacanya bahwa kita mengerjakan sesuatu yang sulit dan sangat bernilai.
Kalau dirangkumkan, berarti penjelasan kita haruslah :
- memakai bahasa yang sederhana
- mudah dimengerti
- menarik
- memberi kesan bahwa kita mengerjakan sesuatu yang sulit dan bernilai
- tapi tidak terlalu makan waktu yang lama.
Sulit juga ternyata (^^;
Ping balik: Kesan Saya Mengikuti Pendidikan S1, S2 dan S3 di Jepang « Corat-coret Anto S. Nugroho