“Mata kondo” : Menolak secara halus ala Jepang

Kemarin sore, saya dan Roni-san ngobrol bertiga dengan teman Jepang. Entah kenapa, tahu-tahu pembicaraan menyangkut ke perbedaan budaya antara Jepang dan Indonesia. Berikut yang saya ingat:

  1. “Mata kondo” (また今度)
    Kalimat ini dipakai untuk menolak secara halus sebuah ajakan. Misalnya kita diajak pergi ke satu tempat, tapi kita tidak mau ikut. Kalau ditolak terang-terangan khawatirnya akan melukai perasaan sang pengajak. Walau arti leksikalnya “lain kali saja”, tetapi ini adalah penolakan secara halus. Mungkin ini mirip dengan “sanes wekdal” dalam bahasa Jawa.

  2. Budaya Onsen
    Onsen (berendam di sumber air hangat) merupakan satu kenikmatan tersendiri bagi orang Jepang, dan obyek wisata yang diandalkan. Terutama di musim dingin, sering ada penawaran satu set “onsen, hotel dan dinner”. Tetapi bagi orang Indonesia, kadang agak sulit untuk mengikuti budaya ini. Saat masuk onsen, aturannya tidak boleh memakai baju sama sekali. Pakai celana renang pun tidak boleh. Umumnya orang Indonesia malu untuk tidak berpakaian di depan umum, walaupun sama-sama pria.

  3. Budaya Mandi
    Salah satu yang membuat onsen demikian populer di Jepang adalah kaitannya dengan budaya masuk ofuro (mandi dalam bak). Di Jepang, tiap malam seakan wajib hukumnya bagi orang Jepang untuk mandi dan berendam dalam bak air hangat. Saya ceritakan ke kawan Jepang tadi, kalau budaya berendam saat mandi tidak lazim di Indonesia. Umumnya di Indonesia, kami mandi dengan memakai gayung. Ada juga yang memasang shower dan bath tube di kamar mandinya, tetapi di Indonesia relatif sedikit.

Catatan tambahan ttg. Onsen:
Di bagian paling bawah posting ini, saya selipkan beberapa foto onsen (Rotenburo) di Seminar House nya Chukyo University (Aoki-Ko, Nagano). Foto pertama adalah saat kita masuk ke pemandian onsen. Pakaian diletakkan di kotak yang diletakkan pada rak (foto kedua). Foto ketiga adalah gambar onsen dari pintu masuk. Sebelum berendam di onsen, pengunjung harus mandi bersih dulu dengan shower dan sabun. Yang diatur rapi bertumpuk itu kursi dudukan untuk mandi (gambar keempat). Onsen terbagi dua : indoor yang mirip kolam renang di dalam ruangan, dan yang satu lagi outdoor (lihat gambar kelima). Pemandian air hangat outdoor inilah yang disebut Rotenburo (露天風呂) yang berarti bak mandi (ofuro) di alam terbuka. Sambil berendam, bisa melihat salju yang menutupi dedaunan (kalau musim dingin). Saat ke tempat tersebut, sayangnya bukan waktu musim dingin, sehingga tidak ada salju yang menutupi daun. Biasanya onsen di hotel dibuka pk.6-9 pagi dan 16-22 malam. Tips : kalau anda malu berendam bersama orang lain, pergilah ke onsen paling pagi. Biasanya masih sepi.


Iklan

Tentang Anto Satriyo Nugroho

My name is Anto Satriyo Nugroho. I am working as research scientist at Center for Information & Communication Technology, Agency for the Assessment & Application of Technology (PTIK-BPPT : Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). I obtained my doctoral degree (Dr.Eng) from Nagoya Institute of Technology, Japan in 2003. My office is located in Serpong, Tangerang Selatan City. My research is on pattern recognition and image processing with applied field of interests on biometrics identification & development of computer aided diagnosis for Malaria. Should you want to know further information on my academic works, please visit my professional site at http://asnugroho.net
Pos ini dipublikasikan di japanology. Tandai permalink.

3 Balasan ke “Mata kondo” : Menolak secara halus ala Jepang

  1. fitri yansyah berkata:

    saya adalah guru bahasa jepang di SMA negeri 1 padang panjang sumatera Barat. senang sekali saya dapat membaca tulisan bapak, banyak pengetahuan yang saya dapatkan.
    bisa tidak saya mendapatkan latar belakang kenapa ada ofuro di jepang, tujuan, fungsi, jenis dan manfaat dari ofuro terssebut. serta bagaimana dewasa ini penggunaan ofuro di jepang. soalnya disini tidaka banyak sumber-sumber mengenai ofuro, termasuk masalah buku.
    atas bantuaanya saya ucapkan terima kasih

  2. Bu Fitri, terima kasih atas komentarnya. Senang rasanya kalau tulisan saya bisa bermanfaat. Mengenai ofuro sebenarnya ingin juga saya menuliskannya. Tetapi saat ini belum sempat menyiapkan tulisan tsb. Sementara informasi di wikipedia ini dapat menjadi referensi awal :
    http://ja.wikipedia.org/wiki/%E9%A2%A8%E5%91%82

    Beberapa teman saya yg juga rajin menulis ttg. Jepang di blognya adalah :
    Ibu Murni Ramli (kandidat doktor di Nagoya University): http://murniramli.wordpress.com/
    Dr. Sani (research fellow di Tohoku Univ): http://saniroy.wordpress.com/

  3. MAHDI berkata:

    hi….kenalkan nama saya mahdi. saya mahasiswa ITS surabaya. teknik elektro.saya ingin sekali melanjutkan kuliah S2 di jepang. bisakah anda memberikan saran atau kiat khusus supaya kita dapat memperoleh beasiswa ke jepang.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s