Menulis sinetron lagi ah. Malam ini saya makan nasi dan kerak telor, oleh-oleh Bowo-kun. Sambil makan malam, saya melihat sekilas acting Marshanda dan Dude di salah satu sinetron. Saya tidak perhatikan ceritanya, tetapi kalau nggak salah mereka berperan sebagai suami istri yang miskin, sampai-sampai harus makan nasi dan garam. Dua orang ini sebenarnya aktingnya bagus, tapi saya lihat penampilan fisiknya janggal banget deh. Peran sebagai orang miskin, tetapi koq baju yang dipakai oleh Marshanda nampak bagus. Kombinasi warnanya juga cantik. Make up-nya nggak ada bedanya dengan penampilan orang yang terawat. Nggak matching banged, deh. Mestinya kalau berperan sbg orang miskin, make upnya juga harus kayak orang miskin. Baju juga jangan yang bagus-bagus. Pakai jilbab juga jangan yang mahal-mahal. Ironi banget kalau pakai baju bagus, tetap memakai rias wajah, tetapi makannya nasi garam.
Pemain-pemain film tempo dulu seperti Neno Warisman, Christine Hakim, dll. seingat saya waktu main sinetron atau film, berusaha total menyesuaikan penampilan dengan tokoh yang diperankan. Kalau jadi orang miskin, ya dia survey dulu, jadi orang miskin itu seperti apa, penampilannya bagaimana. Mungkin karena latar belakangnya dari teater, shg beliau benar-benar berusaha menghayati apa yang diperankan. Film Laskar Pelangi yg saya lihat beberapa bulan yg lalu rasanya akting dan penjiwaan tokohnya sangat bagus, sehingga saya bisa ikut menghayati rasanya jadi orang miskin itu seperti apa. Kapan ya, sinetron kita bisa meningkat mutunya ?
iya pak, emang sinetron Indonesia lagi terpuruk. Kemarin-kemarin kan pernah heboh soal penjiplakan sinetron. saya ikut prihatin dengan kondisi duna persinetronan indonesia 😀