- Salah satu cara membuat reader penasaran untuk membaca paper adalah membuat judul dalam bentuk pertanyaan. Relatif jarang ditemukan. Misalnya (1) “What size test set gives good error rate estimates?” I. Guyon, J. Makhoul, R. Schwartz, and V. Vapnik., PAMI, 20 (1), pages 52–64, IEEE. 1998. (2) “How good are support vector machines?”, Raudy, Neural Networks 13 (2000) 17–19. Sepertinya secara psikologis, judul dalam bentuk kalimat tanya akan lebih membuat orang menaruh perhatian.
- Pada th.1963, Bogert, Healy dan Tukey mempublikasikan satu chapter dengan judul yang tidak lazim “The Quefrency Alanysis of Time Series for Echoes” di chap.15 “Proc.Symp. on Time Series Analysis”, Rosenblat Eds. Dalam makalah tersebut, penulis memaparkan bahwa logaritma dari Fourier spectrum suatu signal dan echo terdiri dari logarithm signal spectrum dan komponen periodik yang ditimbulkan oleh echo. Analisa Fourier dari log spectrum dapat dipakai untuk mengidentifikasikan terjadinya echo. Untuk memperkuat penjelasannya, mereka sengaja memakai istilah “cepstrum” yang merupakan kebalikan “spectrum” untuk mendefinisikan power spectrum dari logarithm power spectrum suatu signal. Bogert juga mengenalkan beberapa istilah dengan teknik serupa di papernya: “quefrency” sebagai kebalikan “frequency”, “alanysis” sebagai kebalikan “analysis”, “liftering” sebagai kebalikan “filtering”, “rahmonic” sebagai kebalikan “harmonic”. Ulasan ini berasal dari tulisan terbaru Rabiner-Schafer “Theory and Applications of Digital Speech Processing”, Pearson, 2011
- Jumlah penulis paper adakalanya lebih dari 200 orang. Silakan lihat ttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11237011 dan http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11181995
- Urutan penulisan author adakalanya berdasarkan urutan alphabetik. Misalnya konvensi yang berlaku jurnal Physical Review D.
- Dalam dunia sains pun ada humor. Pernah ada seorang peneliti mempublikasikan paper yang penulisan abstract-nya diatur sedemikian rupa, sehingga kalau huruf pertama tiap baris dibaca secara vertical, akan berbunyi “No ribonucleic acid”, ini untuk menyindir kasus yang saat itu tengah hangat, dimana salah seorang peneliti yang claim-nya dapat mewujudkan “sesuatu” tanpa memakai ribonucleic acid ternyata ketahuan bohong (sekitar th.60an). Cerita lengkapnya saya lupa. Sumbernya dari “The Scientific Attitude”-nya Grinnel. Nanti saya tulis kalau sudah di Jakarta, karena buku Grinnel masih di kantor.
Iklan