Gudeg

Sore ini saya pesan bubur gudeg lewat gofood, ke langganan saya. Murah. Cuma Rp 12.500,- Saya pernah mencari lokasinya di mana, tapi tidak ketemu. Hanya melihat halte-halte di pinggir jalan kampung, yang tidak ada jualannya. Tapi herannya, kalau saya pesan gofood, selalu dapat. Tadi saya tanya ke mas driver-nya. Ternyata warung yang saya beli gudeg itu, sudah pindah ke rumah. Home business berarti ya. Dulunya di halte depan rumah, sekarang balik ke rumah karena tidak terlalu laku waktu di halte. Sekarang dengan layanan gofood, dia tetap bisa memenuhi pesanan gudeg-nya. “Padahal gudeg-nya, menurut saya enak lho mas.”, kata saya. Drivernya juga cerita kalau dia tadi melihat di “warung” penjualnya ada rujak. Akhirnya dia pesan rujak.
Rasa gudeg nya tradisional. Saya jadi ingat, Mbah Wig di perempatan gang Mawar Badran. Yang kalau pagi membuka warung di pinggir perempatan. Seingat saya jualan makanan tradisional waktu pagi termasuk ketan kalau tak salah. Itu 40 tahun yang lalu. Sekarang semua sudah berubah.

WhatsApp Image 2020-06-14 at 6.45.00 PM

Tentang Anto Satriyo Nugroho

My name is Anto Satriyo Nugroho. I am working as research scientist at Center for Information & Communication Technology, Agency for the Assessment & Application of Technology (PTIK-BPPT : Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). I obtained my doctoral degree (Dr.Eng) from Nagoya Institute of Technology, Japan in 2003. My office is located in Serpong, Tangerang Selatan City. My research is on pattern recognition and image processing with applied field of interests on biometrics identification & development of computer aided diagnosis for Malaria. Should you want to know further information on my academic works, please visit my professional site at http://asnugroho.net
Pos ini dipublikasikan di Indonesiaku. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar