Siang ini saya ke Rumah Lentera [1]. Dari Oom Andut, saya dapat informasi kalau yayasan tersebut pindah ke SDN 22 Belik, dekat Kelurahan Purwodiningratan, Jebres. Kebetulan Pak Puger sedang tidak berada di tempat. Saya bertemu dengan salah satu pengurus, Mbak Tika. Mbak Tika kemudian cerita kondisi saat ini dari Rumah Lentera.
Jumlah staf ada 10 orang, yang tinggal di yayasan 24 jam ada 3 orang. Dari 39 anak, ternyata saat ini tinggal 37 anak. Satu anak kembali ke keluarganya, sedangkan 1 anak wafat. Mereka pindah ke Purwodiningratan pada 7 Januari 2024. Kata Mbak Tika, mereka akan menempati SDN 22 selama 2 tahun, kemudian akan pindah lagi (T_T). Apakah bisa diajukan bantuan, misalnya ke UNICEF ya ?
Kondisi anak-anak sepintas anak-anak cukup baik. Usia anak-anak yang ditampung : dari 2 tahun sampai 19 tahun. Kata Mbak Tika, mereka sekolah di sekolah umum seperti anak yang lain. Pandangan masyarakat sekitar masih pro kontra terhadap penderita HIV/AIDS. Karena umumnya takut akan ketularan, padahal AIDS/HIV menular lewat 2 jalan saja: hubungan seks dan transfusi darah.
Kondisi di SDN 22 agak berbeda dengan yang di Jurug. Kalau dulu, tiap anak punya kamar masing-masing, kalau di lokasi sekarang mereka tidur bersama-sama. Mereka membawa kasur dan tidur 14 orang perempuan di satu ruangan. Sedangkan 10 anak laki-laki tidur di ruangan yang lain. Sisanya, anak-anak yang kecil tidur bersama pengasuh. Mereka tidak masalah dengan air untuk mandi, karena memakai pompa listrik (lazim disebut Sanyo di Indonesia, walaupun merk-nya mungkin beda).
Semoga saja perjuangan mereka dimudahkan.
Beberapa foto :