Renungan akhir pekan ttg peran pendidik dan hubungan dengan siswa

  1. Seorang dosen seharusnya memiliki standar yg jelas, fair & masuk akal dalam memberi nilai pada muridnya. Nilai yg diberikan harus bisa dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Kalau siswa ybs protes, harus dilayani dg baik dan mampu membuktikan bhw nilai yg diberikan itu sudah adil & benar. Kalau salah, ya kita koreksi.
  2. Nilai 100 bukan angka keramat yg sengaja disembunyikan & tak pernah dikeluarkan. Nilai 0 bukan pula nilai haram yang harus dihindari. Nilai baik atau buruk, kalau kriterianya jelas, sah-sah saja diberikan. Satu kelas lulus dengan nilai A semua bukan hal yg tabu. Satu kelas tidak lulus semua juga tidak selalu berasal dari kesalahan dosen.
  3. Perlakukan siswa kita seolah2 mereka anak kita sendiri. Janganlah kita lakukan pada mereka hal yang tidak ingin orang lain melakukannya pada anak kita. Misalnya mengingkari janji pertemuan dengan mereka, mengenteng-entengkan janji & komitmen yang sudah kita buat. Menyuruh siswa datang tepat waktu, tetapi dia sendiri tidak datang tepat waktu. Mengajar asal-asalan, mempersulit pemberian nilai tanpa dapat menjelaskan dengan logis kriteria yang ditetapkan, memakai standar yang tidak fair: anak S1 diukur dengan standar S2 atau S3, menuntut capaian tinggi tanpa pernah memberikan kesempatan pada siswa untuk meraihnya.
    Selama dosen tidak bisa memberikan contoh yg baik & adil, jangan salahkan kalau siswa kita akan jadi preman di masa depan. Salah kitalah yang merusak masa depan mereka.

  4. Di salah satu buku (McKeachie’s Teaching Tips: Strategies, Research, and Theory for College and University Teachers Wadsworth Publishing, 2005), dilaporkan hasil pengamatan bahwa pemakaian nilai sebagai alat pendidikan tidak akan berhasil dengan cara terlalu mempersulit memberi nilai baik, ataupun terlalu mudah dalam memberi nilai baik. Cara yang efektif adalah memberikan kejelasan & keyakinan pada siswa, bahwa suatu nilai pasti akan dia raih kalau mengeluarkan effort pada kadar tertentu.
  5. supervisi penelitian: perlu kombinasi yang berimbang antara (a) mendidik siswa agar mandiri & (b) transfer of knowledge. terlalu berperan di (a) akibatnya penelitian jadi kurang terarah & siswa perlu waktu lama mencari wayout, juga ada kesan dosen lepas tanggung jawab. terlalu berperan di (b) berakibat siswa kurang mandiri walau penelitiannya cepat progressnya. Balancing keduanya adalah satu seni. Pendapat saya, untuk under graduate porsi b) lebih banyak. Seiring ke jenjang yg lebih tinggi, porsi b) berkurang dan a) semakin besar. Lulus PhD harus benar-benar mandiri. Seperti apa kelengkungan grafik perubahannya, tiap siswa berbeda-beda. Di situ kejelian pembimbing dituntut, menerapkan “formula” yang sesuai dg karakter masing2 siswa. Dan di situ letak seni-nya.

Tentang Anto Satriyo Nugroho

My name is Anto Satriyo Nugroho. I am working as research scientist at Center for Information & Communication Technology, Agency for the Assessment & Application of Technology (PTIK-BPPT : Pusat Teknologi Informasi & Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). I obtained my doctoral degree (Dr.Eng) from Nagoya Institute of Technology, Japan in 2003. My office is located in Serpong, Tangerang Selatan City. My research is on pattern recognition and image processing with applied field of interests on biometrics identification & development of computer aided diagnosis for Malaria. Should you want to know further information on my academic works, please visit my professional site at http://asnugroho.net
Pos ini dipublikasikan di kuliah. Tandai permalink.

4 Balasan ke Renungan akhir pekan ttg peran pendidik dan hubungan dengan siswa

  1. Hanisya Collections berkata:

    artikel yang sangat menarikā€¦.

    tampilkan artikel menjadi profitable di http://www.imcrew.com/?r=359671

  2. abusyafiq berkata:

    hmmm sy jadi ikut merenung…thanks

  3. mawardi berkata:

    Terima Kasih Banyak ilmunya Pak

  4. wardi berkata:

    Mohon Maaf pak saya ngopy beberapa artikelanya

Tinggalkan komentar