Tidak makan babi kenapa ? Apa karena kakinya empat ?Pertanyaan itu yang saya alami waktu masih di Jepang. Waktu itu saya mau makan ke kantin kampus, saya tanya apakah ada tercampur babi tidak ? Ibu nya bilang. Ooh ini tidak ada babi, koq Pak. Terus saya ditanya “kenapa tidak makan babi ?” Saya jawab, saya muslim, Bu. Jadi tidak makan babi. Teman si ibu itu kemudian tanya ke saya (karena beliau sptnya ingin tahu lebih detail). “Apakah karena kakinya empat ? Eh….bener kan ? Ada agama yang melarang orang makan hewan kaki empat ?” Temannya bilang “sst…sst…” supaya tidak bertanya terlalu rinci (kepo). Saya tertawa. “Enggak koq bu. Itu masalah keyakinan saja. Agama saya melarang begitu” Agama selalu menarik didiskusikan perbedaannya, satu dengan yang lain.
Pagi ini saya tanya ke teman2 SMA, siapa di antara teman2 saya yang menganut Kristen Advent. Karena ada seorang murid saya yang berhalangan di hari Jumat malam s/d Sabtu. Saya ingin tahu ttg ritual/ibadah Kristen Advent. Teman2 SMA saya menjelaskan mengenai Kristen Advent, Mormon dan yang lain. Murid saya bermacam-macam agama dan keyakinannya. Ada Islam, Kristen, Katolik, Buda, Hindu (sptnya ada), dan banyak Tionghoa yang mungkin menganut agamanya masing-masing. Ada juga yang ateis.
Bagi saya dialog itu perlu, utk memahami agama orang lain. Terutama sbg dosen, agar kalau membuat aturan untuk semua siswa, bisa sesuai dg keyakinan/agamanya masing-masing.
Hahahaha. Saya selalu membayangkan jika anak saya nanti bilang, “Ayah, kenapa KFC kita berbeda dengan KFC mereka?”